Bukan Hanya Doa, Membaca Tipitaka Jadi Sarana Pembentukan Karakter

Cilacap Update - 5 Jul 2025, 12:17 WIB
Penulis: Hartati
Editor: Siyam
/asalhapuja.id

CilacapUpdate.com - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama, Supriyadi, mengajak umat Buddha dan masyarakat luas untuk memaknai pembacaan kitab suci lebih dari sekadar tradisi spiritual.

Menurutnya, kegiatan ini juga merupakan bagian dari membangun karakter dan budaya yang memperkuat jati diri umat beragama.

Hal ini disampaikannya dalam acara Indonesia Tipitaka Chanting dan Asalha Mahapuja 2569/2025 yang digelar di Taman Lumbini, kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jumat 4 Juli 2025.

“Tradisi membaca kitab suci seperti Tipitaka bukan cuma ritual keagamaan, tapi juga menjadi sarana untuk menanamkan kembali nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Baca Juga: Borobudur Jadi Inspirasi Utama di Pameran “Timelapse” Juli 2025

Ia menjelaskan, pembacaan kitab suci juga bisa menjadi bentuk pelatihan batin, untuk memperkuat keyakinan dan memperdalam pemahaman terhadap ajaran Dharma.

“Membaca kitab suci bukan hanya soal hubungan rohani antara manusia dan Tuhan. Lebih dari itu, ini adalah cara untuk menjaga dan memperkuat keyakinan kita, serta membangun ketenangan dalam batin,” katanya.

Supriyadi menekankan bahwa tradisi semacam ini tidak boleh dipandang sebagai peninggalan semata, melainkan sebagai kekuatan moral yang relevan untuk kehidupan modern.

“Kalau seluruh umat Buddha dan masyarakat Indonesia bisa menanamkan kebijaksanaan dalam diri, maka kehidupan yang damai, rukun, dan harmonis bukan hanya impian. Ini adalah fondasi penting agar pembangunan bangsa bisa berjalan dengan baik dan lancar,” tutupnya.***

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini