Borobudur Jadi Inspirasi Utama di Pameran “Timelapse” Juli 2025

Cilacap Update - 5 Jul 2025, 06:18 WIB
Editor: Siyam
Candi Borbudur.*
Candi Borbudur.* /Joseph82/pixabay

CilacapUpdate.com - Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, menegaskan bahwa Candi Borobudur bukan sekadar situs bersejarah atau destinasi wisata. Lebih dari itu, candi megah ini menjadi simbol kolaborasi lintas bangsa, toleransi, dan warisan budaya yang harus dijaga bersama.

Hal tersebut disampaikannya saat membuka pameran seni rupa bertajuk "Timelapse" di Galeri Limanjawi Art House, Borobudur, Jumat lalu. Menurutnya, sejarah mencatat bahwa pemugaran Candi Borobudur dimulai secara serius pada 1907, berkat inisiatif arkeolog Belanda, Theodoor van Erp, yang bekerja sama dengan masyarakat setempat dan pemerintahan Hindia Belanda kala itu.

"Lebih dari seratus tahun setelahnya, kita memperingati momen penting itu dengan semangat yang sama: menjaga, menghargai, dan memajukan budaya," kata Bupati.

Baca Juga: Seniman Indonesia-Belanda Pamerkan 55 Karya di Borobudur, Peringati 114 Tahun Restorasi Candi

Kolaborasi Budaya Indonesia dan Belanda

Pameran Timelapse menjadi ruang pertemuan antara dua bangsa yang memiliki sejarah panjang—Indonesia dan Belanda—melalui karya seni. Tak hanya menampilkan keindahan visual, pameran ini juga menjadi wujud dialog budaya yang memperkaya cara kita memaknai sejarah dan peradaban.

Menurut Bupati, kegiatan seni seperti ini penting untuk mendorong pemahaman lintas generasi dan membangun inovasi dalam pelestarian budaya. Ia berharap, semangat gotong royong yang tercermin dari kolaborasi ini bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi generasi muda.

Baca Juga: Rupiah Borobudur Playon 2025 Digelar Juli Tanggal Ini, Siap Tarik 4.000 Pelari

Menampilkan 55 Karya, Semua Terinspirasi Borobudur

Ketua panitia pameran sekaligus pemilik Galeri Limanjawi, Umar Chusaeni, menjelaskan bahwa pameran ini digelar dalam rangka memperingati 114 tahun restorasi Candi Borobudur. Acara berlangsung dari 4 hingga 17 Juli 2025 di Galeri Limanjawi Art House, Borobudur.

Pameran ini menampilkan 55 karya seni dari 23 seniman—9 dari Belanda dan 14 dari Indonesia. Karya yang ditampilkan sangat beragam, mulai dari lukisan, patung, hingga instalasi. Meski teknik dan gayanya berbeda-beda—ada yang dekoratif, abstrak, hingga surealis—semua seniman mengambil inspirasi dari satu sumber yang sama: Candi Borobudur.

"Borobudur bukan hanya simbol keagungan masa lalu, tapi juga terus menginspirasi karya dan dialog kreatif di masa kini," ujar Umar.

Halaman:

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini