Kudus Daur Ulang Minyak Jelantah Lewat Aplikasi Ucollect, Satu Liter Dihargai Rp6.000!

Cilacap Update - 4 Jul 2025, 16:52 WIB
Penulis: Lutfi Ramadhan
Editor: Siyam
Ilustrasi pengumpulan minyak jelantah di Cilacap. Di Kudus kini ada Aplikasi UCollect untuk menukarkan mijel dengan rupiah.*
Ilustrasi pengumpulan minyak jelantah di Cilacap. Di Kudus kini ada Aplikasi UCollect untuk menukarkan mijel dengan rupiah.* /narisakti

CilacapUpdate.com - Bupati Kudus, Sam'ani Intakoris, mengapresiasi langkah kreatif dari salah satu pabrik rokok di Kudus, Jawa Tengah, yang mengajak para karyawannya lebih peduli terhadap lingkungan. Caranya cukup sederhana—tidak lagi membuang minyak jelantah sembarangan, tapi dikumpulkan dan bisa ditukar dengan uang.

“Inovasi seperti ini keren banget. Bisa bantu jaga lingkungan, sekaligus jadi sumber penghasilan. Kami dari pemerintah tentu mendukung penuh dan akan ikut menyosialisasikannya ke masyarakat. Kudus harus jadi contoh,” ujar Sam’ani saat meninjau langsung mesin pengumpul minyak jelantah bernama Ucollect di Pabrik Rokok PT Djarum, Desa Karangbener, Kecamatan Bae, Kamis lalu.

Menurutnya, ide ini sangat bermanfaat. Selama ini, minyak bekas sering dibuang ke selokan atau tempat sampah, padahal bisa dimanfaatkan. Lewat mesin Ucollect, masyarakat cukup menyetorkan minyak jelantah dan akan mendapat Rp6.000 per liter, langsung masuk ke dompet digital seperti OVO lewat aplikasi Ucollect.

Program ini tak hanya menyasar rumah tangga, tapi juga pelaku usaha kecil seperti pedagang makanan dan industri rumahan penghasil limbah minyak, misalnya usaha kerupuk. Harapannya, mereka ikut berpartisipasi daripada membuang minyak bekas begitu saja.

Baca Juga: WOW! BLT Buruh Rokok Kudus Lanjut Tahap Kedua, Total Bantuan Capai Rp1,2 Juta per Pekerja

“Dari pada mencemari lingkungan, lebih baik dibawa ke sini. Dapat duit juga,” tambah Sam’ani.

Pemkab Kudus sendiri siap bekerja sama dengan PT Djarum untuk memperluas jaringan pengumpulan minyak jelantah. Rencananya, akan disediakan titik-titik khusus di berbagai wilayah, terutama di kecamatan dan desa yang punya potensi limbah minyak besar.

Sam’ani juga melihat peluang keterlibatan BUMDes dan koperasi. “Kalau koperasi bisa ikut jadi pengumpul, itu bisa jadi tambahan penghasilan juga,” katanya.

Sementara itu, Maudi Dwi Lestari dari Noovoleum menjelaskan bahwa mesin Ucollect bisa menampung hingga 1 ton minyak. Setiap pengguna bisa menyetor sampai 30 liter per transaksi. Mesin ini juga pintar—bisa mendeteksi apakah minyak masih layak atau sudah tercampur cairan lain. Begitu lolos pengecekan, saldo langsung muncul di aplikasi.

Baca Juga: Pendaki Terjatuh di Gunung Natas Angin, BPBD Kudus Siapkan SOP Baru untuk Jalur Pendakian

Halaman:

Sumber: Antara


Tags

Terkini