CilacapUpdate.com - Gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 menjadi panggung megah yang menampilkan deretan mobil listrik canggih. Antusiasme pengunjung, terutama generasi muda, terhadap mobil ramah lingkungan ini begitu terasa. Namun, di balik hingar bingar pameran otomotif tersebut, ada pertanyaan besar yang menggema: Mampukah mobil listrik benar-benar mengaspal di jalanan Indonesia dan mewujudkan mimpi masa depan elektrifikasi?
Sejak kemunculannya beberapa tahun silam, penjualan mobil listrik di Indonesia menunjukkan tren positif. Data Gaikindo memaparkan, penjualan mobil listrik berbasis baterai (BEV) melesat tajam, dari ratusan unit pada tahun 2020 menjadi lebih dari 17 ribu unit pada tahun 2023. Bahkan, pada semester pertama tahun 2024 saja, penjualan BEV sudah mencapai sekitar 11 ribu unit, meningkat dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Meningkatnya penjualan mobil listrik tak lepas dari beberapa faktor. Kehadiran beragam pilihan mobil listrik dengan harga yang semakin terjangkau menjadi daya tarik tersendiri. Jika dulu hanya ada segelintir mobil listrik premium dengan harga selangit, kini masyarakat Indonesia dimanjakan dengan pilihan mobil listrik yang lebih bersahabat dengan kantong. Sebut saja, Seres E-1 B-Type dan Wuling Air EV Lite yang dibanderol dengan harga mulai dari Rp100 jutaan, setara dengan mobil konvensional.
Gen Z: Calon Pemilik Mobil Listrik Masa Depan
Generasi Z, yang dikenal dengan kepeduliannya terhadap lingkungan dan ketertarikannya pada teknologi, menjadi target pasar potensial bagi industri mobil listrik. Survei yang dilakukan Tirto bersama Jakpat pada Januari 2023 menunjukkan bahwa 83,61 persen responden Gen Z tertarik untuk membeli mobil listrik, baik dalam waktu dekat maupun di masa mendatang. Bahkan, sekitar 18,76 persen responden Gen Z mengaku telah memiliki mobil listrik, meskipun kemungkinan besar merujuk pada mobil milik orang tua atau keluarga mereka.
Baca Juga: Alarm Mobil Berbunyi? Jangan Panik! Coba Cara-Cara Sederhana Ini
Alasan utama Gen Z melirik mobil listrik adalah faktor ramah lingkungan dan keinginan untuk mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM). Selain itu, desain futuristik dan biaya operasional yang lebih murah juga menjadi pertimbangan utama. Temuan ini menunjukkan bahwa Gen Z memiliki kesadaran tinggi terhadap isu lingkungan dan tertarik untuk berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Infrastruktur: Kunci Keberhasilan Mobil Listrik di Indonesia
Di tengah antusiasme yang tinggi terhadap mobil listrik, ada satu tantangan besar yang perlu segera diatasi: infrastruktur. Minimnya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau charging station di luar wilayah perkotaan menjadi momok bagi calon pengguna mobil listrik. Ketakutan akan kehabisan baterai di tengah perjalanan menjadi keraguan utama yang menghambat laju penjualan mobil listrik.
Pemerintah sendiri telah menargetkan 2 juta unit mobil listrik mengaspal di Indonesia pada tahun 2030. Namun, target ambisius ini membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai. Pembangunan SPKLU yang merata di seluruh wilayah Indonesia, terutama di luar Pulau Jawa, menjadi krusial untuk meyakinkan masyarakat agar beralih ke mobil listrik.
Masa Depan Elektrifikasi: Harapan dan Tantangan
Perjalanan mobil listrik di Indonesia masih panjang. Antusiasme masyarakat, terutama generasi muda, perlu diimbangi dengan kesiapan infrastruktur dan dukungan kebijakan yang kuat. Kolaborasi antara pemerintah, produsen otomotif, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya sangat diperlukan untuk mewujudkan mimpi masa depan elektrifikasi di Tanah Air.
Pemerintah perlu menggencarkan kampanye tentang manfaat mobil listrik dan memberikan insentif yang menarik bagi produsen maupun konsumen. Pengembangan teknologi baterai dengan kapasitas lebih besar dan waktu pengisian yang lebih singkat juga perlu terus didorong. Di sisi lain, masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya beralih ke kendaraan ramah lingkungan demi masa depan bumi yang lebih lestari.
Mobil listrik bukan sekadar tren sesaat, melainkan solusi mobilitas masa depan yang menjanjikan. Dengan komitmen dan kerja sama yang solid, mimpi Indonesia untuk menjadi pemain utama di industri mobil listrik global bukanlah isapan jempol belaka.***