Tantangan Ekonomi Sumatera Barat: Banyak Desa Wisata tapi Gaji Minim? Cek Perbandingan PDRB Per Kapita!

- 27 September 2023, 11:35 WIB
Tantangan Ekonomi Sumatera Barat: Banyak Desa Wisata tapi Gaji Minim? Cek Perbandingan PDRB Per Kapita!/Foto Ilustrasi/Tangkapan Layar/pixabay.com
Tantangan Ekonomi Sumatera Barat: Banyak Desa Wisata tapi Gaji Minim? Cek Perbandingan PDRB Per Kapita!/Foto Ilustrasi/Tangkapan Layar/pixabay.com /

CilacapUpdate.com - Sumatera Barat, sebuah provinsi yang sering diidentikkan dengan kelezatan rendangnya, memiliki lebih dari sekadar kekayaan kuliner. Ini adalah wilayah yang kaya akan budaya, alam, dan sejarahnya sendiri.

Namun, di balik pesonanya, terdapat realitas yang mungkin tidak banyak orang tahu: perbedaan besar dalam PDRB per kapita di berbagai kabupaten di Sumatera Barat.

PDRB, yang merupakan singkatan dari Produk Domestik Regional Bruto, adalah parameter penting dalam mengukur kesejahteraan ekonomi suatu daerah.

Namun, banyak kabupaten di Sumatera Barat masih memiliki PDRB per kapita yang rendah, meskipun memiliki potensi pariwisata yang kuat.

PDRB per kapita adalah ukuran yang menggambarkan seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun dibandingkan dengan jumlah penduduknya.

Baca Juga: Mengagumi Kecantikan Curug di Bogor: 32 Destinasi Air Terjun Terkenal yang Menghipnotis dan Membawa Ketenangan

Semakin tinggi PDRB per kapita, semakin sejahtera ekonomi daerah tersebut, dan ini juga berdampak pada tingkat upah minimum di wilayah tersebut.

Oleh karena itu, penting bagi kita semua, terutama para calon perantau, untuk memahami perbedaan ini agar dapat mengambil langkah-langkah yang bijak dalam perencanaan masa depan kita.

Menurut data dari PDRB kabupaten-kota di Indonesia, terdapat tiga kabupaten di Sumatera Barat yang memiliki PDRB per kapita terendah. Mari kita menjelajahi lebih jauh tentang ketiga kabupaten ini.

3. Kabupaten Solok Selatan

Kabupaten Solok Selatan menduduki peringkat ketiga terendah di Provinsi Sumatera Barat dalam hal PDRB per kapita.

Kabupaten ini terletak di wilayah selatan Sumatera Barat dan memiliki luas total 3.346,20 km persegi.

Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah penduduk kabupaten ini mencapai 182.027 jiwa pada tahun 2020. PDRB per kapita kabupaten ini adalah sebesar Rp31.257.000 pada tahun 2021.

2. Kabupaten Pasaman

Kabupaten Pasaman menempati peringkat kedua dalam daftar PDRB terendah di Sumatera Barat. Kabupaten ini memiliki luas wilayah yang lebih besar, mencapai 3.947,63 km2, dengan jumlah penduduk sebanyak 301.444 jiwa pada tahun 2021.

Data BPS menunjukkan bahwa PDRB per kapita kabupaten ini adalah sebesar Rp31.122.000 pada tahun yang sama.

Baca Juga: Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) Pekalongan Mengejutkan Semua, Ini Rahasianya

1. Kabupaten Pesisir Selatan: Kabupaten Wisata dengan PDRB Terendah

Kabupaten Pesisir Selatan, sering disebut Pesse, atau Pesisir Selatan, menduduki peringkat terendah dalam hal PDRB per kapita di Sumatera Barat.

Kabupaten ini memiliki luas yang cukup besar, yaitu 5.749,89 km2, dengan populasi penduduk sekitar 515.549 jiwa pada tahun 2021.

Kabupaten ini memiliki daya tarik tersendiri, yaitu keindahan alamnya. Terdapat bahkan 20 desa wisata unggulan yang terkenal hingga mancanegara di dalam wilayah ini.

Meskipun memiliki potensi pariwisata yang besar, data BPS menunjukkan bahwa PDRB per kapita kabupaten Pesisir Selatan adalah yang terendah di Sumatera Barat, hanya mencapai Rp29.292.000 per tahun pada 2021.

Mengapa kabupaten yang kaya akan potensi pariwisata seperti Pesisir Selatan memiliki PDRB per kapita yang rendah?

Ini adalah pertanyaan yang sangat menarik dan memerlukan pemahaman lebih dalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi ekonomi di daerah ini.

Baca Juga: 25 Tempat Wisata di Demak yang Akan Membuat Anda Terinspirasi oleh Keajaiban Alamnya dan Budayanya

Faktor-faktor yang Mempengaruhi PDRB Per Kapita

Struktur Ekonomi: Salah satu faktor utama yang memengaruhi PDRB per kapita adalah struktur ekonomi suatu daerah.

Jika daerah tersebut mengandalkan sektor ekonomi tertentu yang kurang produktif atau tidak berkembang, PDRB per kapita dapat tetap rendah.

Di Pesisir Selatan, meskipun memiliki potensi pariwisata, mungkin masih ada ketergantungan pada sektor pertanian atau sektor lain yang kurang produktif.

Ketimpangan Pendapatan: Ketimpangan pendapatan juga dapat memengaruhi PDRB per kapita. Meskipun ada daerah dengan potensi ekonomi tinggi, jika sebagian besar pendapatan dipegang oleh segelintir orang atau perusahaan, maka pendapatan per kapita masyarakat umum akan tetap rendah.

Infrastruktur dan Akses: Kualitas infrastruktur dan tingkat aksesibilitas ke pasar dan sumber daya ekonomi lainnya dapat memengaruhi produktivitas dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Jika infrastruktur kurang berkembang atau akses ke pasar terbatas, ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Investasi dan Pengembangan: Tingkat investasi dan upaya pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah daerah juga berperan penting dalam menentukan PDRB per kapita.

Investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan pembangunan infrastruktur ekonomi dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Tidak Disangka! Pati Pimpin Daftar Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) Jawa Tengah 2023

Keterkaitan Regional: Daerah dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di sekitarnya. Jika daerah tersebut terisolasi atau kurang terhubung dengan wilayah lain yang memiliki ekonomi yang lebih kuat, ini juga dapat memengaruhi PDRB per kapita.***

 

Editor: Achmad Ade Salim Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x